Image of 2B

Text

2B



-


Ketersediaan

#
Belum memasukkan lokasi 800 MAU 2 c1
B001F
Tersedia

Informasi Detail

Judul Seri
-
No. Panggil
800 MAU 2 c1
Penerbit Pustaka Hanan : Pustaka E-Book.,
Deskripsi Fisik
154 hlm
Bahasa
Indonesia
ISBN/ISSN
-
Klasifikasi
800
Tipe Isi
-
Tipe Media
-
Tipe Pembawa
-
Edisi
2012
Subjek
Info Detail Spesifik
“Kau tahu Bit, kita memiliki awal nama yang sama,” Bara berkata sambil memainkan pensil 2b yang ada di tangannya waktu itu. Posisi bangku ujiannya saat itu berada di depanku. Sembari menunggu ujian paket C selanjutnya, Bara berbalik menghadap mejaku, menopang wajah pada kursi. “Sama-sama berawalan B kan? Bita dan Bara!” Tegasnya lagi kemudian, masih memandang pensil 2bnya. Pensil itu berputar-putar, mengikuti perintah tangan Bara yang asyik memainkannya. Bara menghembuskan nafas, matanya tak bosan memandang pensil itu. “Melalui pensil 2B ini, kita pun memiliki takdir yang sama.” Aku memperhatikannya, menunggu lanjutan yang entah sebuah filosofi atau bukan. “Tapi Bit, takdir kita dilalui oleh dua jalan yang berbeda,” masih diputar-putarnya pensil itu dan kemudian wajahnya berubah sendu, “Kurasa, kita sama-sama tahu akan dua jalan itu.” Aku ikut menghela nafas, mendengar setiap bait kata yang dikeluarkannya. Ya, kali ini aku banyak setuju dengannya. Manusia selalu dipilihkan pada banyak jalan. Takdir sepenuhnya berada di tangan Tuhan. Bagaimana cara kita menuju takdir adalah sebuah pilihan. Tinggal pilih, jalan mana kemudian yang ingin kita ambil. Seperti takdirku dengan Bara, itulah yang dikatakan Bara waktu itu. Semoga takdir kita, kita lalui dengan cara yang mulia.
Pernyataan Tanggungjawab

Versi lain/terkait

JudulEdisiBahasa
Alicia dan pipinya yang (tak) selalu merah : Sebuah novelet tentang wanita dan HIV/AIDS-id

Lampiran Berkas

  • 2B
    “Kau tahu Bit, kita memiliki awal nama yang sama,” Bara berkata sambil memainkan pensil 2b yang ada di tangannya waktu itu. Posisi bangku ujiannya saat itu berada di depanku. Sembari menunggu ujian paket C selanjutnya, Bara berbalik menghadap mejaku, menopang wajah pada kursi. “Sama-sama berawalan B kan? Bita dan Bara!” Tegasnya lagi kemudian, masih memandang pensil 2bnya. Pensil itu berputar-putar, mengikuti perintah tangan Bara yang asyik memainkannya. Bara menghembuskan nafas, matanya tak bosan memandang pensil itu. “Melalui pensil 2B ini, kita pun memiliki takdir yang sama.” Aku memperhatikannya, menunggu lanjutan yang entah sebuah filosofi atau bukan. “Tapi Bit, takdir kita dilalui oleh dua jalan yang berbeda,” masih diputar-putarnya pensil itu dan kemudian wajahnya berubah sendu, “Kurasa, kita sama-sama tahu akan dua jalan itu.” Aku ikut menghela nafas, mendengar setiap bait kata yang dikeluarkannya. Ya, kali ini aku banyak setuju dengannya. Manusia selalu dipilihkan pada banyak jalan. Takdir sepenuhnya berada di tangan Tuhan. Bagaimana cara kita menuju takdir adalah sebuah pilihan. Tinggal pilih, jalan mana kemudian yang ingin kita ambil. Seperti takdirku dengan Bara, itulah yang dikatakan Bara waktu itu. Semoga takdir kita, kita lalui dengan cara yang mulia.


Informasi


Akses Katalog Publik Daring - Gunakan fasilitas pencarian untuk mempercepat penemuan data katalog